Selasa, 16 Januari 2018

MENGAPA MADU BERBUIH ATAU BERBUSA?




Inilah yang membedakan raw honey (madu Segar/madu mentah/madu fresh)
dengan madu hasil kemasan pabrik besar/ pengemas madu bear. Raw honey merupakan madu tanpa prose's pemanasan untuk mengurangi kadar air (pasteurisasi).
Pasteurisasi adalah proses pemanasan pada madu untuk mengurangi kadar air pada madu dengan suhu tertentu untuk membunuh microorganisms/enzim yang ada dalam madu tersebut.
Enzim dalam madu berperan para pembentukan gas atau buih pada madu. Jika enzim atau microorganisms terse but dimatikan, maka madu tidak akan berbuih dan mengeluarkan gas. Jika enzim/ microorganisms tersebut berada pada kadar air yang tepat, maka madu akan terus- menerus menghasilkan gas dan busa. Efek dari pengeluaran gas ini adalah dapat membuat tutup pada botol madu meletup atau wadah plastik pada madu mengembang. Yang paling parah adalah tutup bisa meletup sendiri bahkan botol kaca bisa pecah jika tekanan gas terlalu tinggi.
Enzim tidak akan bekerja/aktif jika kadar air para madu < 17%. Padahal rata-rata kadar madu di Indonesia adalah 21%-28%, sehingga hampir semua madu mentah/ raw honey di Indonesia akan berbuih dan menghasilkan gas. Anda bisa bayangkan berapa kerugian pabrik dan pengemas madu besar bila produk" mereka dipasarkan di toko", swalayan, mall, dan Supermarket Karena madunya meluber dan meletup sebelum ditangan konsumen.
Oleh Karena itu para pengemas madu besar atau pabrik rata" melakukan proses  pasteurisasi pada madunya untuk meminimalisir kerugian akibat dari resiko meletup dan melubernya madu mereka.
Hasil dari Pasteurisasi madu adalah memiliki kadar air <17% sehingga tidak berbuih atau meletup atau kemasan mengembung. Akan tetapi enzim dan microorganisms yang bermanfaat pada madu menjadi mati dan khasiat pada  madu juga berkurang atau bahkan hilang sehingga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar